The Integration of Conventional and Digital Marketing to Achieve Indonesia’s Tourism Glory

Integrasi Pemasaran Konvensional dan Digital untuk Kejayaan Pariwisata Indonesia

Ginting Satyana

Director PT Mahoni Global (mahoni.com) & eastjava.com

 

Frasa dunia dalam genggaman kini bukan hanya perumpamaan, melainkan telah menjelma jadi kenyataan. Batasan ruang dan waktu seakan tak lagi relevan karena interaksi bertransformasi menjadi serba cepat, mudah, dan lebih terjangkau dengan adanya kecanggihan teknologi komunikasi. Tak ayal, platform digital pun seakan menjadi primadona tak terkecuali bisnis dan pariwisata. Sektor pariwisata tanah air yang berkembang pun menjadi sebuah ladang bisnis menguntungkan. Guna mengembangkan sektor pariwisata, tentu kemampuan beradaptasi dan berinovasi sesuai dengan perkembangan zaman diperlukan agar dapat bersaing dengan pariwisata negara-negara lain. Dalam hal ini, pemerintah — khususnya Kementrian Pariwisata — dan segala stakeholders terkait harus berperan aktif dalam memasarkan dan ‘menjual’ destinasi wisata Indonesia. Seluruh pihak harus memiliki loyalitas dan rasa tanggung jawab untuk mengelola pariwisata Indonesia baik saat ini maupun di masa depan. Pendanaan promosi pariwisata harus dibagi secara proporsional, yakni 50% untuk pendanaan short term bagi promosi destinasi wisata yang sudah terkenal, sedangkan 50% sisanya untuk pendanaan long term bagi destinasi wisata yang terbilang baru. Di sisi lain, hal ini juga harus diimbangi dengan kualitas dan daya tarik dari destinasi wisata itu sendiri. Kondisi destinasi pariwisata baik yang belum maupun sudah memadai tetap harus terus dibenahi, mulai dari segi akomodasi, akses, hingga fasilitas di destinasi wisata yang ada di Indonesia. Guna mencapai kondisi bisnis yang ideal, maka yang tak boleh diabaikan adalah aspek pemasaran yang mencakup publikasi dan promosi — baik ke dalam negeri maupun ke dunia internasional. Dalam hal ini tentu digital marketing memegang peranan yang amat penting. Perangkat gawai dengan koneksi internet memberikan kebebasan bagi tiap orang tanpa terkecuali untuk mengakses informasi dan kemudian menyebarluaskannya kembali. Dalam kaitannya dalam pengembangan bisnis pariwisata, platform digital merupakan medium yang tepat untuk dimanfaatkan guna mempercepat dan memperluas cakupan promosi dan publikasi destinasi-destinasi pariwisata yang ada.

 

Pada hakikatnya, digital marketing merupakan sarana atau medium untuk pencitraan merek suatu produk atau jasa yang meliputi kegiatan promosi dan pemasaran yang berbasis perkembangan teknologi digital. Implementasi digital marketing pada umumnya memanfaatkan pelbagai platform digital guna aktivitas peningkatan citra merek, seperti melalui website, social media, online advertising, email direct marketing, forum discussion, mobile applications, group chat, dan lain-lain. Digital marketing pun bukan berarti hanya komunikasi satu arah, karena ada pula platform digital yang memungkinkan terciptanya mass interactive activity, seperti misalnya forum diskusi. Hal ini bisa melibatkan banyak orang dan bisa membantu perkembangan sebuah bisnis secara digital, baik sebagai referensi maupun dari segi SEO. Maka, jika dibandingkan dengan offline marketing, digital marketing memiliki sederet keunggulan, mulai dari segi kecepatan, penggunaan yang praktis, beban biaya yang sedikit, hingga cakupan yang tak terbatas ruang dan waktu.

 

Segala kelebihan dari digital marketing ini tentu harus diimbangi dengan optimalisasi yang tepat agar mendapat hasil maksimal. Strategi pemasaran melalui platform digital harus dapat menarik perhatian target sasaran, yakni para wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Karenanya, materi promosi yang dipersiapkan tak hanya harus informatif, tapi juga  harus dikemas secara kreatif – mulai dari artikel, foto, video, infografis, dan lain-lain – agar dapat menarik lebih banyak pengunjung. Selain itu, melakukan konsultasi dengan ahli digital marketing bisa menjadi langkah tepat untuk memulai implementasi strategi pemasaran maksimal. Sayangnya, peluang pengembangan bisnis pariwisata secara digital masih belum sepenuhya disadari dan dipahami oleh para stakeholders yang memegang peranan penting dalam sektor pariwisata Indonesia. Tengok saja bagaimana beberapa daerah di Indonesia masih setia pada offline marketing dengan memproduksi dan mendistribusikan ribuan brosur cetak yang selain menyita waktu dan cakupannya sempit, juga membutuhkan biaya tak sedikit. Karenanya, amat penting untuk menggalakkan literasi digital sedini mungkin, baik melalui seminar, diskusi, maupun pertukaran informasi di dunia maya. Harapannya, seluruh stakeholders bisa memiliki kesadaran dan pemahaman bahwa penerapan dan pemanfaatan platform digital akan berdampak positif pada efektivitas pemasaran bisnis pariwisata.

 

Kendati demikian, bukan berarti offline marketing harus sepenuhnya ditiadakan. Karena pada intinya, tujuan dan target publik dari kedua strategi pemasaran tersebut sama, yakni untuk memaksimalkan jumlah kunjungan wisatawan, khususnya yang berasal dari mancanegara untuk meningkatkan devisa negara. Karenanya, strategi yang tepat adalah melalui integrasi dan kombinasi antar offline marketing dan digital marketing sesuai dengan segmentasi dari masing-masing destinasi pariwisata yang ada. Disamping itu, keunggulan lain yang ditawarkan digital marketing adalah promosi dan publikasi tak hanya bisa dilakukan oleh pelaku bisnis, tapi dapat dilakukan oleh siapapun sebagai pengguna dari platform digital tersebut. Oleh sebab itu, yang dapat berkontribusi dalam perkembangan pariwisata Indonesia bukan hanya insan pariwisata melainkan juga dapat melibatkan pelbagai pihak, termasuk generasi muda. Dengan adanya loyalitas dan rasa nasionalisme yang tinggi, kesadaran dan pemahaman yang menyeluruh perihal implemetasi strategi pemasaran yang tepat, serta kolaborasi dari seluruh stakeholders untuk aktif mempromosikan pariwisata Indonesia, maka kejayaan bisnis pariwisata Indonesia bukanlah impian semata.

========================

The Integration of Conventional and Digital Marketing to Achieve Indonesia’s Tourism Glory

Ginting Satyana

Director of PT Mahoni Global (mahoni.com) & eastjava.com

 

The phrase of the world in a grasp today is more than just a metaphor, because it has become a reality. It seems that limitation of space and time is no longer relevant because today’s interaction has transformed into a fast paced, easier, and more affordable with the advance of communication technology. Undoubtedly, digital platform seemed to be the top, including in business and tourism. Our nation tourism sector that has growing continuously becomes a profitable business field. In order to develop the tourism sector, the ability to adapt and innovate is certainly necessary to compete with other countries’ tourism. In this case, the government — especially the Ministry of Tourism – and all relevant stakeholders must play an active role in marketing and ‘selling’ Indonesian tourist destinations. All parties must have a loyalty and a sense of responsibility for managing Indonesian tourism – both for the current condition and for the future. Funding for tourism promotion should be proportionally shared, which is 50% for short-term funding for the promotion of well-known tourism destinations, while the remaining 50% for long-term funding for the development of new tourism destinations. On the other hand, this should also be balanced with the quality and attractiveness of the tourism destination itself. Indonesia’s tourism condition nowadays is adequate and yet still have a lot of things to be fixed, from the aspect of accommodation, access, to facilities in tourism destinations in Indonesia.

In order to achieve the ideal business conditions of tourism, the marketing aspect that includes  publicity and promotion — both domestically and internationally should not be ignored. In this case, digital marketing plays a very important role. A device equipped with an internet connections gives everyone the freedom without exception to access information and then redistribute it. In connection with the development of tourism business, digital platform is the right medium to be utilized in order to expedite  and expand the scope of promotion and publication of existing tourism destinations. By implementing digital marketing strategies, Indonesia has equal opportunity and reach as wide as other countries in marketing tourism.

In essence, digital marketing is a medium for the branding of a product and service that includes promotional and marketing activities based on the development of digital technology. Implementation of digital marketing in general utilize various digital platform for brand image enhancement activity, for instance through website, social media, online advertising, direct marketing email, discussion forum, mobile applications, group chat, and others. Digital marketing is not just a one-way communication, because there is also a digital platform that allows the creation of mass interactive activity, such as discussion forums. This can involve many people and able to help the development of a business digitally, both as a reference and in terms of Search Engine Optimization. So, when compared with the conventional marketing (offline marketing), digital marketing has a series of advantages, from the aspect of speed, practical use, little expense, to unlimited scope of space and time.

All the advantages of digital marketing certainly had to be balanced with the right optimization for marketing efforts to get maximum results. Marketing strategy through digital platform should be able to attract the attention of targets, which are both local and foreign tourists. Therefore, promotional materials should be prepared to not only become informative, but creative as well –from articles, photos, videos, infographic , and etc — to attract more visitors. Furthermore, consulting with digital marketing experts can be done to start an implementing of maximum marketing strategy. Unfortunately, the business development opportunities of digital tourism is still not fully aware and understood by the stakeholders who play an important role in the Indonesian tourism sector. Just look at how some areas in Indonesia are still stick to offline marketing by producing and distributing thousands of printed brochures that beside wasting more time and narrow coverage, also certainly requires a lot of money. Therefore, it is very important to start promoting digital literacy as early as possible, either through seminars, discussions, or exchanging information in cyberspace. In the end, all relevant stakeholders can have awareness and understanding that the implementation and utilization of digital platform will have a positive impact on the effectiveness of tourism business marketing.

However, it does not mean that conventional marketing (offline marketing) should be completely eliminated. Because in essence, the goals and public targets of both marketing strategies are the same, which is to maximize the number of tourist arrivals, especially from foreign countries to increase foreign exchange. Therefore, the right strategy is through integration and combination between offline marketing and digital marketing according to the segmentation of each existing tourism destination. Furthermore, other advantages offered by digital marketing are the promotion and publication not only can be done the business, but can be done by anyone as a user of the digital platform. Therefore, those who can contribute in the development of Indonesian tourism are not only tourism from government or private sector, but also can involve various parties, including the young generation. With loyalty and high sense of nationalism, awareness and a comprehensive understanding of the appropriate marketing strategie implementation, and collaboration of all stakeholders to actively promote Indonesian tourism, the triumph of Indonesia’s tourism business is not a dream anymore.

 

Source: GRAND STORY Magazine

Related posts